Allâhumma bârik lanâ fî rajaba wasya‘bâna waballighnâ ramadlânâ
“Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.”

Isra Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah hingga masjid al-Aqsha di Palestina dan terus naik menghadap Tuhan hingga sampai batas terjauh yang bisa dicapai makhluk yaitu Sidratul Muntaha.

“Isra Mi'raj adalah momentum untuk menjadikan ibadah salat tidak lagi sebagai satu kewajiban yang tidak bisa diwakilkan tetapi sudah merupakan kebutuhan dunia akhirat. Ibadah salat bukanlah sebatas simbol tetapi merupakan amaliah hasanah dalam kehidupan,” papar kepala MTSN 4 Blitar, Muhammad Samsul Arifin, S.PdI., menyambut peringatan Isra Mi'raj 1445 Hijriyah.

Urgensi salat dan kedudukannya yang agung. Jika perintah lain cukup dengan wahyu melalui Malaikat Jibril, perintah salat langsung Allah turunkan kepada Rasulullah tanpa perantara Jibril.

Hadir memberikan mauidhoh hasanah yaitu Kyai Kusnul Munib, S.Pd.I dari Ngaringan. Mengulas untuk mengupas esensi Isra Mi'raj, di antaranya menjaga ibadah salat karena salat merupakan tiangnya agama, dunia adalah tempat manusia mengumpulkan segala amal kebaikan dan akhirat adalah tempat balasan yang setimpal atas amal yang telah dilakukan di dunia, menjaga lisan untuk tidak menyakiti hati orang lain, serta manusia harus menghargai waktu.

Islam mengajarkan menghargai waktu adalah bentuk bukti keimanan dan ketakwaan seorang Muslim. “Siapkan lima sebelum (datangnya) lima. Masa hidupmu sebelum datangnya waktu matimu. Masa sehatmu sebelum datangnya waktu sakitmu, masa senggangmu sebelum datang masa sibukmu, masa mudamu sebelum datang masa tuamu, dan masa kayamu sebelum datang masa miskinmu.” (HR. Baihaqi).

Ibnul Mubarak rahimahullah berkata: "Siapa yang meremehkan Ulama, hilanglah akhiratnya. Siapa yang meremehkan Umaro (pemimpin), hilanglah dunianya. Dan siapa yang meremehkan saudara seiman, hilanglah kehormatannya".