Kab. Blitar (PAIS) - PAIS Kemenag Kab Blitar – Berbicara tentang Moderasi Beragama dalam lingkup Kementerian Agama tidak asing lagi sebab di kesempatan kali ini SMA Negeri 01 Kesamben kembali kedatangan tamu untuk “Ngangsu Kawruh” sebab sekolah tersebut telah menyabet Juara 2 Tingkat Nasional. Kali ini tamu dari Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya yang akan mengulik dan mengupas tentang bagaimana pencapaian SMA Negeri 01 Kesamben Kab Blitar ini bisa memboyong Juara 2 di Tingkat Nasional. Studi Tiru ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 September 2024 lalu, sejumlah rombongan dari Seksi PAIS, Pengawas PAI dan Guru PAI dari Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya.

 Kedatangan KanKemenag Kota Surabaya disambut oleh Kasi PAIS KanKemenag Kab Blitar yakni Drs. H. Moh. Rosyad, M.Si berikut dengan staf PAIS dan pengawas PAI, Kepala Sekolah SMA Negeri 01 Kesamben, guru dan karyawan. Diawali dengan tour di seluruh Kawasan SMA Negeri 01 Kesamben yang memang structure tanahnya berupa pegunungan yang memuncak, jadi posisi kelas – kelasnya seperti naik ke puncak. Cacuk Harsoy, M.Pd selaku Kepala Sekolah mengucapkan, “ Selamat datang kepada rombongan KanKemenag Kota Surabaya di SMA Negeri 01 Kesamben Kab Blitar yang struktur tanahnya unik berupa pegunungan”. Tetap menggaris bawahi tentang Moderasi Beragama ini kita saling menghargai dan saling menghormati kepada siapapun juga yang paling penting tidak mencampur adukkan Akidah. Seperti Semboyan kita sebagai Bangsa Indonesia yakni “ Berbeda – beda tetapi tetap satu jua dan di SMA 01 Kesamben ini seluruh agama kita fasilitasi sesuai dengan Agamanya”, Cacuk dalam sambutannya.

“ Keberagaman itu adalah Qada’ atau ketentuan kita dibedakan dalam satu warna dan menguji terhadap kita dengan apa yang diberikan oleh Allah kepada kita, perbedaan bukan berarti kita saling menjelekkan sebaliknya kita harus saling berlomba saling berprestasi yang tidak menghendaki keberagaman berarti menentang Qada’ dan Qadar”, ujar Drs. H. Moh. Rosyad, M.Si. Masing – masing agama ada perbedaan dan ada kesamaan tetapi harus dibedakan secara jelas, semua siswa yang beragama wajib mendapatkan pengajaran agama seperti yang termaktub dalam PP 05 Tahun 2007. “ Di Blitar program-programnya hampir seluruhnya diadopsi Nasional, dalam hal ini Moderasi itu banyak yang salah mengartikan untuk memahamkan itu kita sebagai ASN hanya pelaksana yang tidak punya kewenangan merubah Regulasi dan kita sebagai ASN wajib melaksakan dengan cara melaksanakan pengajaran yang sama, perbedaan itu karena Tuhan kalau kita menolak perbedaan berarti kita menolak ketentuan Tuhan “, tutup Rosyad. 

Kasi PAIS Khoiru Roziqi, M.Ag mengatakan,” Blitar mencuri perhatian kita yang pertama ada fenomena Gus Iqdam, yang kedua ada fenomena Masjid Ar-Rohman dan yang ke tiga adalah SMA Negeri 01 Kesamben, disini itu tempatnya diatas rata-rata yang luar biasa naik turunnya  dan paling luar biasa adalah sekolah ini berhasil membrainding menjadi sekolah Moderasi yang tidak semua sekolahan bisa, Alhmdllah dengan kedatangan kami disini dapat ilmu, inspirasi bagaimana menciptakan Sekolah Moderasi bagaimana dengan suasana keberagaman yang moderat”. Seperti ikan koi dalam aquarium yang isinya berwarna warni betapa indahnya berbeda dengan jika dalam satu kolam terdiri hanya satu macam warna hitam saja walaupun itu isinya ikan gurami tetap saja kurang menarik. “ Kita harus menciptakan suasana yang damai dalam keberagaman, saya berharap sepulangnya dari sini sekolah kita dibuat nuansa Religius ke Indonesia an, harmonis saling menghargai tidak ada yang berkata benar sendiri harus saling bekerjasama dan banyak hal yang bisa dicontoh seperti halnya yang terdapat di SMA Negeri 01 Kesamben Kabupaten Blitar”, tutur Khoiru Roziqi.

Dalam kunjungan studi tiru ini diberikan kesempatan pula sesi interaksi tanya jawab mengenai Moderasi Beragama yang terdapat di SMA Negeri 01 Kesamben Kab Blitar yang sudah memboyong Juara 2 Tingkat Nasional.(SANIA)