Artikel

MAKNA IDUL FTRI

Selasa, 9 April 2024 14:10 WIB
  • Share this on:

PAIS Kemenag Kab. Blitar Berkarakter. Umat islam mempersiapkan segala hal untuk merayakan Idul Futri dengan sukacita dan penuh berkah, sebagai pertanda telah berakhirnya kewajiban untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan, dengan lantunan takbir, tasbih dan tahmid yang saling bersautan di seantero dunia, sekaligus sebagai momentum berbagi harta kekayaan kepada mereka yang kurang mampu secara ekonomi agar tetap bisa turut berbahagia merayakan Idul Fitri.

Kepedulian antar sesama dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri ini dimasukkan ke dalam syarat penyempurnaan amalan ibadah puasa ramadhan serta untuk mensucikan jiwa dan harta, karena itu sebelum melaksanakan sholat Idul Fitri, setiap umat islam diwajibkan menunaikan zakat fitrah terlebih dahulu, siapapun yang enggan melaksanakannya maka ia dikatagorikan sebagai pendusta agama, betapapun baik amal ibadahnya (QS. Al-Maun : 1-3)

Umat Islam merayakan Idul Fitri dengan kembali berbuka atau makan (tidak berpuasa lagi), karena itu tidak heran jika kemeriahan Idul Fitri diantaranya terlihat sangat mencolok dalam aneka macam hidangan makanan yang disajikan di setiap rumah, karena di hari Idul Fitri ini umat islam diwajibkan berbuka dan diharamkan berpuasa.

Selain makanan yang disajikan, yang juga terlihat sangat mencolok adalah pakaian terbaik yang dikenakan, memakai pakaian baru menjadi tradisi yang melekat dengan Idul Fitri sebagai simbol kesucian pasca berpuasa satu bulan lamanya, bahkan ritual memakai pakaian baru seakan menjadi prasyarat merayakan Idul Fitri,  terasa masih belum sempurna Idul Fitri yang dirayakan sebelum pakaian baru yang dikenakan.

Tradisi memakai pakaian baru di hari raya Idul Fitri sudah berlangsung sejak zaman Nabi Muhammad Saw, Nabipun menganjurkan umat islam untuk memakai baju terbaik (bukan yang terbaru) di dua hari raya, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha “ Rosulullah Saw menyuruh kami agar memakai pakaian terbaik dan wewangian terbaik yang kamu miliki pada dua hari raya” (HR. Imam Al-Hakim). Karena esensi Idul Fitri bukan baju yang baru akan tetapi jiwanya yang baru kembali ke fitrah kesucian (bertaqwa), maka “Hari raya Idul Fitri  itu bukanlah orang berbaju baru dan bukan orang yang makan dendeng yang enak, tetapi orang yang beridul fitri adalah bagi barangsiapa saja yang bertambah ketaatannya dan bertambah rasa takutnya” (Abu Yazid).

 

Memaknai Idul Fitri.

Minimal Idul Fitri dapat kita fahami dari dua makna, yaitu Pertama; Idul Fitri bermakna kembali makan dan minum (tidak berpuasa lagi) untuk kembali memenuhi salah satu fitrah manusia yaitu makan dan minum, karena itu agama tidak membenarkan segala usaha menempuh hidup suci dengan meninggalkan fitrah kejadian manusia.

Idul Fitri berasal dari kata “Id” yag bererti kembali dan “fithr” yang berarti makan atau berbuka, sedangkan Idul Ftri yang mempunyai makna hari raya kembali berbuka puasa berdasarkan sebuah hadits “Dari Abi Hurairah (ia berkata): Bahwasanya Nabi Muhammad Saw bersabda”puasa itu ialah pada hari kamu berpuasa, dan (Idul) Fitri itu ialah pada hari kamu berbuka puasa. Dan (Idul) Adha yakni hari raya menyembelih hewan-hewan qurba itu ialah pada hari kamu menyembelih hewan” (HR. Imam Tirmidzi), dalam sebuah hadits yang lain disebutkan “ Puasa kamu ialah pada hari kamu berpuasa, dan Idul Fitri kami ialah pada hari kamu berbuka”(HR. Ibnu Majah), karena itu sebelum melaksanakan sholat Idul Fitri disunnahkan makan terlebih dahulu biarpun sedikit dan diharamkan berpuasa.

Kedua; Idul Fitri bermakna kembalinya ke fitra asal penciptaan manusia yang suci,  yaitu kembalinya seserang kepada keadaan suci dari segala dosa, kesalahan dan keburukan sebagaimana saat ia dilahirkan setelah ternoda oleh berbagai prilaku perbuatan dosa karena tergoda oleh kepentingan dan kesenangan sesaat.  Diantara Fitrah Asal kejadian diciptakan manusia adalah mempunyai naluri beragama tauhid, menerima Allah sebagai satu-satunya Tuan baginya yang harus dihormati dengan penuh ketaatan dan sikap berserah diri yang sempurna (islam) (QS. Al-A’raf : 172)

Keberhasilan atas kembalinya kesucian tersebut dirayakan dan di syukuri oleh umat islam dengan bertakbir (mengakui atas kebesaran Allah), Bertasbih (mensucikannya), dan bertahmid (ucapan rasa syukur atas segala karuniannya) di hari yang fitri ini.

Termasuk rangkaian perayaan Hari Raya Idul Fitri yang sudah mentradisi dalam masyarakat indonesia adalah pelaksanakan Halal bi halal sebagi wahana saling memaafkan untuk menghapus dosa antar sesama,  “dan pemaafan kamu itu lebih dekat kepada taqwa” (QS. Al-Baqarah : 237) yang merupakan tujuan diwajibkannya orang beriman untuk melaksanakan Puasa Ramadhan sebulan penuh.

*Penulis adalah Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (Kasi PAIS) pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar.

Editor:
Axelda Martha
Penulis:
Drs. H. MOH. ROSYAD, M.Si.
Fotografer:
Drs.H. Moh. Rosyad, M.Si

Kalender

Oktober 2024
MIN SEN SEL RAB KAM JUM SAB

Gallery

  • Doa Lintas Agama dalam Peringatan HAB ke-77 Kementerian Agama, Wujud Kerukunan Umat untuk Indonesia Hebat
  • Gelar Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional, Kakankemenag Kab. Blitar: Teladani Nilai-nilai Warisan Ki Hajar Dewantara
  • - Pengukuhan Pengurus BKM Kabupaten Blitar Periode 2023-2027, Rabu (25/11/2023).
  • - Apel Korpri Kankemenag Kab. Blitar