Kab. Blitar (PAIS) – Kementerian Agama Kabupaten Blitar mendukung moderasi beragama sebagai salah satu program prioritas Kementerian Agama dengan mengunjungi Pura Sapto Argo Sido Langgeng Sumber Gondo Gandusari Kabupaten Blitar, Kamis (21/9). Kunjungan dilakukan oleh Drs. H. Moh Rosyad, M.Si (Kasi PAIS ), Juweni, S.Ag (Penyelenggara Hindhu), Retno Sri Widhiati, S.Ag, Adhityana, S.Sos.H, Hery Susanto, S.Sos (penyuluh agama Hindhu), Axelda Martha, S.Pd (Humas) dan Tsaniatu R.S (Staf PAIS).

Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan perilaku beragama yang dianut dan dipraktikkan oleh sebagian besar penduduk negeri ini, dari dulu hingga sekarang. Pemerintah pun menjadikan moderasi beragama sebagai salah satu program nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Moderasi beragama tercermin dalam komitmen kebangsaan yang menjunjung keberagaman, toleransi yang menghargai perbedaan keyakinan, penolakan terhadap segala bentuk kekerasan atas nama agama, serta penerimaan dan akomodasi terhadap kekayaan budaya dan tradisi yang ada dalam masyarakat. Pemahaman yang kuat terhadap empat pilar penguatan moderasi beragama yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan local wisdom atau kearifan lokal.

“Kementerian Agama hadir dan ada untuk melayani semua agama, tidak pilih kasih antara agama yang satu dengan yang lain. Kementerian Agama milik semua Agama yang diakui Pemerintah,” ujar Drs. H. Moh. Rosyad, M.Si mengawali pertemuan dengan Romo Mangku Bagus Cipto Mulyo, pemangku Pura Sapto Argo Sido Langgeng.

“Om Swastyastu, Terima kasih dan selamat datang kami ucapkan kepada keluarga besar Kankemenag Kab. Blitar yang telah mengunjungi kami disini. Kami sangat  tersanjung dengan kunjungan panjenengan semua. Semoga dengan kunjungan ini membuat semakin erat hubungan sesama umat beragama sesuai dengan program pemerintah yakni tentang Moderasi Beragama”, jawab Romo Mangku Bagus Cipto Mulyo.

Arsitektur bangunan Pura Sapto Argo Sido Langgeng sangat unik karena mengambil konsep tiga kerajaan besar yang ada di Nusantara sebagai bentuk penghormatan leluhur tanah jawa yang telah menganut Hindu terlebih dahulu. Dimulai dari gapura menyerupai Candi Penataran yang merupakan peninggalan kerajaan majapahit dan Kediri, lalu bagian dalam menyerupai candi Prambanan, dan peninggalan seperti prasasti dari Kerajaan mataram Kuno (pertengahan abad ke-9). Lokasi pura yang berada di atas bukit membuat pemandangan sangat indah. Selalu terlihat keajaiban-keajaiban yang ditangkap kamera setiap pelaksanaan upacara di pura ini, seperti sinar yang memancar di kepala patung Ganesha setelah selesai upacara abhiseka terhadap patung tersebut.

“Saya bahagia dan bangga bisa ada di Pura Sapto Argo Sido Langgeng bersama bapak-ibu sekalian. Kami akan berupaya untuk memberikan perhatian dan dukungan kepada bapak-ibu dalam beribadah dan menjalankan kewajiban keagamaan” kata Rosyad sebelum berpamitan.

“Terima kasih bapak ibu dari KanKemenag Kab Blitar yang telah berkenan mengunjungi kami. Ini adalah kunjungan yang sangat berarti bagi kami karena Umat beragama Hindu di daerah sekitar Pura ini cukup banyak,” jelas Romo Mangku Bagus Cipto Mulyo. Ia berharap, silaturahmi dan kunjungan ini dapat memberikan dampak positif serta meningkatkan layanan keagamaan umat Hindu di Kabupaten Blitar khususnya di Kecamatan Gandusari ini. (SA)