Artikel

Cinta Allah Kepada Para 'Pendosa'

Selasa, 14 November 2023 14:17 WIB
  • Share this on:

Sudah menjadi maklum bahwa tidak ada manusia yang lepas dari kesalahan dan dosa. Bagi sebagian besar kalangan, dosa selalu identik dengan neraka, azab, murka serta kebencian Allah. Pernyataan ini tentu akan menjadikan para pendosa akan jatuh pada keputus-asaan sehingga ia akan terus menerus melakukan dosa dan semakin jauh dari kebaikan. Karena dengan demikian, bagi para pendosa seolah sudah tidak ada lagi tempat berpaling dari semua itu. Hal ini tentu tidak sesuai dengan ruh dari agama Islam yang penuh rahmat, kasih sayang dan cinta.

Dalam Al-Qur’an Allah menegaskan bahwa dalam keadaan apapun dan bagaimanapun Allah sangatlah menyayangi seluruh hamba-hamba-Nya, termasuk kepada para pendosa sekalipun. ”Rahmat (kasih sayang)-Ku meliputi segala sesuatu” (QS. Al-A’raaf: 156). “…sesungguhnya Allah kepadamu adalah Maha Penyayang” (QS. An-Nisa’: 29). “…Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada Manusia” (QS. Al-Hajj: 65). Rasulullah saw. juga menjelaskan bahwa rahmat Allah lebih luas dari murka-Nya. Beliau saw. bersabda, “Tatkala Allah menciptakan para makhluk, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam konteks ini bisa dipahami juga bahwa Allah lebih mendahulukan ampunan daripada azab-Nya.

Karena itu, bagi para pendosa tidak ada alasan untuk berputus asa. Karena sebanyak apapun dosa dan kesalahan manusia tidak akan melebihi MPO SLOT besarnya rahmat dan kasih sayang Allah. Jika pun dosa-dosa seorang manusia memenuhi tujuh langit dan tujuh lapisan bumi tidak akan mengalahkan luasnya samudera ampunan Allah. Dalam sebuah hadis qudshi Allah mengabarkan bahwa Dia akan selalu mengampuni dosa manusia, dan tak peduli seberapa banyak dan besar dosa-dosa tersebut, selagi mereka mau bertaubat dan memohon ampunan kepada-Nya. Rasulullah saw. bersabda, bahwasanya “Allah berfirman, “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian semuanya melakukan dosa pada malam dan siang hari, padahal Aku Maha mengampuni dosa semuanya. Maka mintalah ampun kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni kalian.” (HR. Muslim). “Wahai anak Adam selama engkau masih berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni engkau apa pun yang datang darimu dan aku tidak peduli. Wahai anak Adam walaupun dosa-dosamu mencapai batas langit kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, Aku akan ampuni engkau dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan sepenuh bumi dosa dan engkau tidak menyekutukan-Ku, maka Aku akan menemuimu dengan sepenuh itu pula ampunan.” (HR. At-Tirmidzi, dari Anas bin Malik).

Dalam al-Quran Surah Az-Zumar ayat 53 Allah juga menegaskan bahwa Dia akan mengampuni semua dosa-dosa hamba-Nya, untuk itu Allah melarang para pendosa berputus asa dari mengharap rahmat-Nya. Allah berfirman, “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong. ” (QS. Az-Zumar/ 39: 53-54).

Dalam ayat tersebut, kepada orang-orang yang telah melampaui batas, yang banyak melakukan dosa, kemaksiatan, dan kezaliman, Allah tidak memanggil mereka dengan panggilan yang penuh kebencian, seperti “Wahai para pendosa, atau wahai para pendurhaka”. Akan tetapi kepada para pendosa Allah SWT. tetap menyeru mereka dengan panggilan yang sangat lembut: ‘Yaa ibaadii (wahai hamba-hamba-Ku). Meskipun ia telah melakukan hal yang melampaui batas, durhaka, banyak berbuat dosa. Menurut Ibnu Katsir panggilan ini adalah panggilan lembut dan sayang dari Allah kepada hamba-Nya. (https://bersamadakwah.net/surat-az-zumar-ayat-53). Artinya dengan panggilan tersebut Allah masih mengakui keberadaan dan kedudukan seorang hamba yang pendosa di sisi-Nya, yang sama-sama masih memiliki peluang untuk masuk surge, sama seperti hamba Allah yang shaleh (lihat QS. Al-Fajr: 29-30).

Maka dari itu, meskipun banyak melakukan dosa, kita tetap harus optimis, jangan pernah berputus asa dan tetaplah mengharapkan rahmat Allah, karena Allah akan mengampuni semua dosa. Setelah panggilan lembut tersebut Allah, selanjutnya memanggil manusia untuk segera kembali dan bertaubat kepada-Nya agar ia selamat dan sebagai syarat untuk mendapat ampunan-Nya, jauh sebelum datangnya hari pembalasan (QS. Az-Zumar: 54)

Hal ini menunjukkan betapa besarnya cinta Allah kepada hamba-hamba-Nya. Jadi, tidaklah sepenuhnya benar, jika dikatakan Allah membenci para pendosa. Memang benar Allah membenci perbuatan dosa yang dilakukan hamba-Nya, tetapi Allah tidak pernah membenci hamba-Nya yang melakukan dosa. Terbukti dengan panggilan Allah dalam surah az-Zumar ayat 53-54 di atas menunjukkan bahwa Allah sangatlah menyayangi hamba-Nya dan mengharapkan hamba pendosa segera bertaubat, kembali kepada-Nya, karena Dia tidak mau hamba-Nya terus menerus terjerumus dalam kubangan dosa, yang akan menjadikan ia celaka dan binasa. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah shallallaahu alaihi wassalam menjelaskan. “Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba mukmin yang terjerumus dosa tetapi bertaubat.” (HR. Ahmad)Bahkan dalam kesempatan lain beliau menegaskan, “Demi Allah yang jiwaku ada dalam kekuasaan-Nya, apabila kalian tidak pernah berbuat dosa maka Allah Tabaroka Wa Ta'ala akan mematikan kalian dan mengganti kalian dengan kaum yang berbuat dosa, lalu mereka memohon ampunan kepada Allah, kemudian Allah mengampuni mereka” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

Allah selalu bersabar menunggu mereka para pendosa untuk segera bertaubat dan kembali ke pelukan rahmat-Nya. Bukti tentang hal ini adalah Allah selalu menangguhkan hukuman atau azab bagi para pendosa. Allah senantiasa memberi waktu kepada para pendosa untuk bertaubat.  Allah berfirman “Dan Tuhanmulah yang Maha Pengampun, lagi mempunyai rahmat. Jika Dia mengazab mereka karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan azab bagi mereka. Tetapi bagi mereka ada waktu yang tertentu …” (QS. Al-Kahfi: 58). “Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan...” (QS. An-Nahl: 61). “Berkata rasul-rasul mereka: "Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu untuk memberi ampunan kepadamu dari dosa-dosamu dan menangguhkan mu sampai masa yang ditentukan?"(QS. Ibrahim: 10).

Dari ayat-ayat di atas cukup jelas bahwa Allah tidak serta merta menghukum hamba-Nya begitu seorang hamba melakukan dosa, akan tetapi Allah selalu menunggu seorang hamba kembali dan bertaubat kepada-Nya di setiap waktu yang diberikan Allah. "Sesungguhnya Allah Ta’alaa senantiasa membentangkan tangan-Nya pada waktu malam untuk menerima tobat orang yang berbuat kesalahan di waktu siang, dan juga membentangkan tangan-Nya di waktu siang untuk menerima tobat orang yang berbuat kesalahan di waktu malam, (keadaannya terus demikian) sampai matahari terbit dari arah barat." (HR. Muslim).

Lalu, apakah yang menghalangi kita untuk segera bertaubat kepada-Nya? Apa lagi yang kita tunggu? Segeralah bertaubat dan beristighfar, memohon ampunan kepada Allah. Jangan sia-siakan cinta Allah dengan terus bergelimang dosa. Bangkitlah, tinggalkan dosa, dan marilah bersama kita raih kebaikan dan cinta Allah dengan senantiasa bertaubat kepada-Nya. “… Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222). “Setiap anak Adam pasti pernah berbuat dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah orang yang bertaubat.” (HR. Tirmiżi). “Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Al-Hijr: 49). “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa’: 110).

Di keheningan malam, dengan pelan berbisiklah dengan penuh kelembutan dan pengharapan, “Yaa Allah, Yaa Rabbii, sungguh diri ini bergelimang noda dan dosa. Dan aku tahu setapak pun tak bisa kaki ini mundur dari azab-Mu. Namun… Yaa Rabb, aku bisa melangkah maju untuk menjemput rahmat dan ampunan-Mu. Sesungguhnya, rahmat-Mu mengalahkan murka-Mu. Karena itu Yaa Rabb sambutlah tangan hamba-Mu yang senantiasa mengharap ampunan dan rahmat-Mu. Yaa Rabb, jika pun dosa menjadi takdir bagi perjalanan hidupku, maka Yaa Rabb takdirkan pula aku untuk selalu bertaubat kepada-Mu. Ampunilah semua dosa hamba-Mu ini dan terimalah diri ini. Aamiin.

 

Bahan Bacaan:

Al-Quran dan Terjemahannya

Achmad SunartoMutiara Hadits Qudsi, Surabaya, Karya Agung, 2007.

(https://bersamadakwah.net/surat-az-zumar-ayat-53)

Editor:
Axelda Martha
Kontributor:
Nurul Umaya–Penyuluh Fungsional Kemenag Kab. Blitar
Penulis:
Nurul Umaya

Kalender

Oktober 2024
MIN SEN SEL RAB KAM JUM SAB

Gallery

  • Doa Lintas Agama dalam Peringatan HAB ke-77 Kementerian Agama, Wujud Kerukunan Umat untuk Indonesia Hebat
  • Gelar Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional, Kakankemenag Kab. Blitar: Teladani Nilai-nilai Warisan Ki Hajar Dewantara
  • - Pengukuhan Pengurus BKM Kabupaten Blitar Periode 2023-2027, Rabu (25/11/2023).
  • - Apel Korpri Kankemenag Kab. Blitar