Artikel

Berburu Lailatul Qadar

Jumat, 5 April 2024 14:39 WIB
  • Share this on:

Ketika Nabi Muhammad Saw diberitahu bahwa rata-rata usia umatnya sangat pendek jika dibandingkan dengan usia umat-umat sebelumnya, muncul kekhawatiran, umatnya tidak akan bisa menyamai amalan ibadah sebagaimana dicapai oleh umat sebelumnya, yang mempunyai usia lebih lama, maka Allah memberikan kepada Nabi Muhammad dan umatnya satu malam, namanya  lailatul qadar yang kualitas keutamannya lebih baik daripada seribu Bulan

 

PAIS Kemenag Kab. Blitar Berkarakter.  Biarpun tidak ada yang bisa memastikan kapan waktu datangnya Lailatul Qadar, apakah di malam-malam awal bulan Ramadhan, di tengah atau di malam-malam ganjil 10 hari terakhir di penghujung bulan Ramadhan, namun umat islam biasanya mempunyai pridiksi sendiri-sendiri terhadap kehadiran Lailatul Qadar, karena itu ia lebih semangat dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas mujahadahnya, lebih tekun dalam beribadah, lebih giat untuk bersedekah dengan harapan dapat bertemu dan mendapatkan fadhilah malam Lailatul Qadar tersebut.

Perburuan Lailatul Qadar dilakukan oleh umat islam karena merupakan malam istimewa yang tidak pernah diberikan oleh Allah kepada umat-umat sebelum Nabi Muhammad, satu malam di bulan Ramadhan yang diberkati (QS. Ad-Dukhan/44: 3), malam diturunkannya Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah/2: 185), yang memiliki keutamaan mulai terbenamnya matahari sampai terbit fajar, dimana para malaikat berbondong-bondong turun ke bumi,  satu malam yang memeliki kebaikan dan kemulyaan yang kualitasnya melebihi kebaikan ibadah selama seribu bulan (QS. Al-Qadr/97: 1-5)

Perbedaan Nuzulul Qur’an dengan Lailatul Qadar.

Biarpun antara Nuzulul Qur’an dengan Lailatul Qadar sama-sama merujuk kepada turunnya Al-Qur’an (Nuzulul Qur’an adalah turunya wahyu (Al-Qur’an) dan Al-Qur’an diturunkan pada malam Lailatul Qadar), namun perbedaanya secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut, Pertama;  Nuzulul Qur’an waktunya telah ditetapkan pada tanggal 17 Ramadhan, sedangkan Lailatul Qadar terjadi diantara malam-malam di bulan Ramadhan yang waktu kehadirannya tidak pasti tanggal berapa.

Kedua; Nuzulul Qur’an adalah waktu ketika ayat pertama Al-Qur’an diturunkan dari Baitul Izzah kepada Nabi Muhammad pada malam ke-17 Ramadhan, sementara Lailatul Qadar adalah satu malam di bulan Ramadhan ketika Al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan dari Lauh Mahfuzh ke Baitul Izza, kemudian secara bertahap diwahyukan kepada Nabi Muhammad sesuai dengan kejadian-kejadian dan kebutuhan manusia, yang menjadi proses historis dimana wahyu Allah berinteraksi dengan kehidupan manusia di bumi, untuk merespon, menjawab, memberikan solusi dan pedoman serta tuntunan bagi manusia dalam kehidupannya (Asbabun Nuzul/sebab-sebab turunya wahyu),  juga menjadi sumber informasi, motivasi untuk menebar kasih sayang.

Strategi mendapatkan Lailatul Qadar.

Kehadiran Lailatul Qadar untuk yang pertama kalinya turun disuatu malam dimana Nabi Muhammad Saw untuk yang pertama kalinya meneruima wahyu saat uzlah dan berkhalwat (menyepi mendekatkan diri kepada Tuhan) di Gua Hira Bukit Jabal Nur pada malam 17 Ramadhan 610 M. (13 SH) yang kemudian peristiwa itu dikenal dengan sebutan malam Nuzulul Qur’an dan diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan.

Namun turunnya Lailatul Qadar untuk selanjutnya, tidak ada penjelasan yang pasti kapan Lailatul Qadar akan tiba, hanya ada penjelasan akan tanda-tanda suasana alam saat Lailatul Qadar turun serta pridiksi-pridiksi akan kehadirannya, seperti dipridiksi bahwa Lailatul Qadar akan turun di malam-malam ganjil 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Namun pridiksi kapan turunya Lailatul Qadar tibasekarang semakin menjadi kabur dan remang-remang seiring terjadinya perbedaan penentuan awal ramadhan yang secara otomatis juga membedakan hitungan malam ganjil dan malam genap di bulan Ramadhan. Pertanyaanya adalah malam ganjil menurut yang mana, yang memulai puasa lebih awal atau yang akhir ?. Kondisi ini tentu saja dapat mempengaruhi pemahaman dan menjadikan sebab munculnya keraguan dikalangan umat islam akan hitungan malam-malam ganjil di bulan Ramadhan.

Dengan terjadinya perbedaan penentuan awal Ramadhan itu, sebanarnya umat islam lebih baik  menafikan pridiksi-pridiksi tersebut namun tetap dijamin pasti akan mendapatkan Lailatul Qadar jika mulai awal ramadhan sampai akhir ramadhan secara istimroriyah (contiyu) lebih tekun dan lebih giat dalam beribadah, karena diantara malam-malam itu pasti ada yang namanya Lailatul Qadar. Bukankah umat islam diperintahkan puasa ramadhan satu bulan penuh, dan yang namanya satu bulan itu bukankah merupakan paket antara siang dan malam?

*Penulis adalah Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (Kasi PAIS) pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar.

Editor:
Axelda Martha
Penulis:
Drs. H. MOH. ROSYAD, M.Si.
Fotografer:
Drs.H. Moh. Rosyad, M.Si

Kalender

Oktober 2024
MIN SEN SEL RAB KAM JUM SAB

Gallery

  • Doa Lintas Agama dalam Peringatan HAB ke-77 Kementerian Agama, Wujud Kerukunan Umat untuk Indonesia Hebat
  • Gelar Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional, Kakankemenag Kab. Blitar: Teladani Nilai-nilai Warisan Ki Hajar Dewantara
  • - Pengukuhan Pengurus BKM Kabupaten Blitar Periode 2023-2027, Rabu (25/11/2023).
  • - Apel Korpri Kankemenag Kab. Blitar